Laptop adalah perangkat elektronik yang sering digunakan untuk menggantikan fungsi komputer PC (Personal Computer). Mobilitasnya yang tinggi, membuat perangkat ini banyak digandrungi oleh masyarakat. Berbagai jenis laptop pun hadir dan menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen. Ada jenis laptop biasa yang digunakan untuk keperluan pekerjaan standar (pengetikan, multimedia), hingga laptop khusus bermain game dengan spesifikasi hardware yang bagus.
Terlepas dari jenis laptop yang digunakan, seperti halnya komputer, jika laptop terlalu panas, maka laptop tersebut biasanya akan mati sendiri. Hal tersebut karena adanya sistem pengaman suhu yang terinstal secara default di laptop. Sistem ini akan mendeteksi suhu prosesor ketika laptop sedang digunakan. Jika suhu prosesor melebihi batas, maka sistem akan otomatis memerintahkan semua komponen di dalam laptop untuk melakukan hibernate, dimana semua pemrosesan data di dalam laptop ditunda dan RAM akan menyimpan kondisi pemrosesan terakhir yang dilakukan. Akibatnya, laptop tiba-tiba mati sendiri sampai suhu prosesor dapat normal kembali.
Namun, jika sistem pengaman tersebut terus-terusan mendeteksi suhu berlebih pada laptop, artinya Anda harus membereskan masalah tersebut di laptop Anda. Ada beberapa cara yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi hal tersebut. Pada kesempatan kali ini, kami akan memberikan informasi seputar cara mengatasi laptop cepat panas dan mati sendiri. Berikut ini ulasannya untuk Anda.
1. Bersihkan debu dari cooling fan
Cooling fan merupakan komponen penting dalam laptop, karena komponen ini akan mengeluarkan hawa panas yang ditimbulkan dari pemrosesan data yang dilakukan di dalam laptop, baik dari prosesor dan komponen lainnya. Saat salah satu komponen mengalami peningkatan suhu, maka kinerja perangkat tersebut akan melambat.
Saluran udara pada laptop biasanya berada di samping kiri atau kanan laptop. Namun ada juga yang berada di bagian bawah. Saat laptop digunakan, cooling fan akan menghembuskan udara panas melalui saluran udara tersebut.
Semakin sering laptop digunakan, maka semakin sering pula saluran udara pada laptop menghembuskan udara panas. Hal tersebut memungkinkan debu dari udara yang dihembuskan tersangkut dan menumpuk pada saluran udara ataupun cooling fan. Akibatnya sirkulasi udara bisa terganggu. Inilah salah satu penyebab laptop cepat panas.
Untuk membersihkan tumpukan debu tersebut, jangan dibersihkan dengan cara ditiup. Gunakan mini vacuum cleaner khusus laptop yang bisa dibeli di toko komputer. Atau bisa menggunakan alat alternatif, yaitu kuas.
Pembersihan ini sebaiknya dilakukan secara rutin. Namun kadang banyak orang menyepelekan pembersihan ini. Alasannya karena tidak semua orang “berani” untuk membuka casing laptop untuk membersihkan cooler prosesor yang ada didalamnya, mengingat dibutuhkan keahlian khusus untuk membuka casing laptop. Hal tersebut karena masing-masing laptop umumnya memiliki karakteristik tersendiri dalam cara membuka casingnya. Ada laptop yang mengharuskan pengguna untuk membuka keyboard terlebih dulu, ada yang dapat dibuka langsung dari bagian bawah laptop, ada juga yang mengharuskan kita untuk membuka keseluruhan (bagian bawah) laptop untuk dapat mengakses coolernya.
2. Perhatikan alas laptop
Anda perlu memperhatikan alas laptop yang Anda gunakan. Biasakan untuk menggunakan alas yang solid (keras). Contohnya seperti buku yang tebal dan besar, meja, tripleks, dan lainnya. Hindari penggunaan alas yang lunak dan empuk seperti bantal, kasur, selimut, dan lainnya. Alasannya, alas yang lunak dapat menyerap kalor dan bisa menyebabkan udara panas yang dikeluarkan laptop menjadi terhambat. Artinya semakin lama laptop menyala di alas yang empuk, maka akan semakin panas pula bagian bawah laptop. Sehingga, resiko terjadinya over-heat (panas berlebih) pada laptop lebih besar.
3. Gunakan cooling pad eksternal
Jika laptop Anda dirasa masih cepat panas, menggunakan cooling pad eksternal bisa menjadi cara mengatasi laptop cepat panas dan mati sendiri yang bisa Anda lakukan. Penggunaan cooling pad eksternal baik digunakan sebagai alas laptop, karena pada cooling pad terdapat kipas yang berfungsi untuk meniupkan angin ke bagian bawah laptop.
Selain berbentuk pad, ada juga cooling fan yang digunakan sebagai penutup lubang ventilasi. Kipas pada cooling fan jenis ini akan membantu mengeluarkan hawa panas dari dalam laptop dengan cepat.
Meskipun begitu, beberapa orang berpendapat penggunaan alat ini kurang baik untuk laptop. Alasannya karena cooling pad eksternal mengambil tegangan dari port USB laptop untuk menyalakan motor pada kipasnya. Hal tersebut disinyalir dapat mengakibatkan adanya kelebihan beban pada port USB yang dihubungkan ke cooling pad.
4. Apakah ada komponen yang di-overclock?
Oveclock biasanya dikenal dalam dunia komputer, khususnya pada dunia gaming. Rasanya, jarang sekali komponen laptop yang mendukung fitur overclock. Meskipun begitu, bukan berarti tidak ada. Coba Anda periksa konfigurasi di BIOS laptop Anda. Bisa jadi, ada komponen yang diatur melebihi clock bawaannya.
Salah satu cara mengatasi laptop cepat panas saat main game yang bisa Anda lakukan adalah dengan menerapkan pengaturan bawaan (default configuration) atau recomended configuration pada BIOS laptop Anda. Pengaturan BIOS yang tidak sesuai dengan kondisi fisik perangkat laptop bisa menyebabkan laptop cepat panas dan mati sendiri.
5. Instal software yang “ringan”
Software memiliki peran sangat besar dalam menentukan kinerja laptop. Semakin besar resource yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu software, maka akan semakin cepat pula laptop mengalami panas.
Sebelum Anda menginstal software, perhatikan system requirement yang disarankan oleh produsen software sebelum menginstal. Pastikan spesifikasi laptop Anda melebihi minimum system requirement dari software yang akan Anda instal. Contohnya, sebuah software video editing membutuhkan RAM minimal 1 GB dan yang direkomendasikan sebesar 2 GB. Jika RAM pada laptop Anda hanya 1 GB atau bahkan kurang. jangan instal software tersebut.
Memang perangkat lunak tersebut dapat beroperasi dengan normal pada laptop dengan RAM 1GB, namun laptop akan bekerja sangat keras untuk dapat mengoperasikannya karena RAM yang ada akan habis dipakai “hanya” untuk menjalankan perangkat lunak tersebut dan tentu saja hal itu akan mengakibatkan suhu laptop naik dengan cepat.
6. Instal sistem operasi yang “ringan”
Selain software, Anda juga perhatikan sistem operasi yang Anda gunakan di laptop. Beberapa sistem operasi ada yang tidak sesuai untuk laptop dengan spesifikasi yang “pas-pasan”. Sebagai sistem operasi alternatif, Anda bisa menggunakan sistem operasi Linux. Beberapa sistem operasi, terutama dari keluarga distro Linux “dipercaya” membutuhkan resource yang relatif kecil untuk dapat beroperasi. Hal tersebut tidak mengada-ada, karena sudah ada yang membuktikannya.
Meskipun begitu, salah satu kelebihan dan kekurangan Linux yang harus diperhatikan adalah beberapa software yang tersedia di Windows malah tidak tersedia di Linux. Jika Anda masih ragu karena sudah terbiasa dengan sistem operasi Windows), Anda bisa menggunakan sistem operasi Windows yang relatif ringan, contohnya seperti Windows 7 Starter atau Home Premium. Jangan menginstal sistem operasi yang sudah jadul, seperti Windows XP atau malah Windows 95, karena dukungan keamanannya sudah tidak didukung oleh Microsoft. Lagian, laptopnya udah masa kini, kok sistem operasinya masa lalu? Hehehe
7. Efisienkan pengaturan laptop sesuai kebutuhan
Untuk mencegah panas berlebih pada laptop, gunakanlah laptop Anda seefisien mungkin. Misalnya Anda sedang bekerja dengan software pengolah kata pada laptop Anda, nah disaat yang sama Anda sedang terhubung ke jaringan internet menggunakan jaringan Wi-Fi. Sehingga, Anda juga membuka berbagai situs di browser. Di saat yang sama pula, speaker laptop Anda juga sedang memperdengarkan lagu yang di-streaming langsung dari Youtube.
Nah, kegiatan seperti itu bisa menguras banyak resource pada laptop Anda. Semakin banyak task yang dijalankan oleh sistem operasi, maka laptop Anda berpotensi besar mengalami kenaikan suhu dengan cepat.